Selasa, 17 November 2015

oh Luka



Resah pun mencekik kala namamu disebut sebut dalam jalanku….
Aku telah gontai kian merapuh….
Potret mu terlihat dalam kerisauan yang mencekam kalbuku…
Oh …luka ini kah rasanya
Adakah satu kursi untuk ku menyadarkan kelelahan sanubariku…
Kau telah lama jauh….jauh dari jamahan jemari tanganku..
Kau telah pergi….pergi dari sisi indahku..
Ku ingin cinta ini berakhir dengan cepat seperti kilat yang menghanguskan pepohonan….
Kuingin cinta ini seperti Tsunami yang memporak porandakan seisi cintaku padamu…
Kuinginkan kau pun melenyap dari muka bumi yang mulai sempit ini…
Oh….luka
Aku tak kuasa menahannya
Adakah obat penawar mu yang menawaran keindahan ….
Oh luka..
Aku tak terluka karena darah yang bersimbah ruah….
Tapi kali ini luka ku ada didalam…
Luka yang mendalam terkikis dengan lajunya darah darahku mengalir ke semua tubuhku
Aku tidak pula membencinya oh luka….
Aku hanya tersiksa batinku….
Kala mengingat dia diambil orang….

AYAH versi Duniaku

terdengar oleh ku suara berisik di luar kamarku...
ku dekati dan ku intip dari sisi bilik kamar kecilku....
terlihat parang mengayun kencang menebas rerumputan...
s
ambil mengumpulkan butir kelapa tua yang jatuh oleh angin kencang semalam...ayunan parang itu diikuti otot senja lelaki tua yang menahan gontai kaki yang melemah menahan kuda-kuda pada tumpuan kaki yang mulai gemetar.....
keringat mengucur bagai air terjun yang siap menghempas bebatuan....
raga itu telah lelah...
bersandar dibawah punggung kelapa yang menjulang tinggi..mengibas paluh ke wajah keriput yang tinggal tulang pipi membaluti...sambil mencari udara, menyejukkan keringat yang mulai terik pukul sebelas siang itu...

siapakah dia????
tau kah kamu.... ia lah seorang pencipta semangat untuk hidupku
ia ayahku.... ayah yang kubanggakan dibalik seragam putih abu-abuku...
sekarang seragam ini akan tak terpakai lagi...
ia akan tersimpan rapi dilemariku kelak...

ayah mungkinkah.....
mungkinkah seragam ini dapat pengganti menjadi seragam penuh harapanmu
mungkinkah seragam ini dapat berubah menjadi seragam yang bertoga...
akakah aku dapat menikmatinya..oh ayah...
terlepas seragam putih abu-abu ku ini tak pantas lagi kukenakan...
ataukah seragam ini adalah seragam terakhir yang ku punya...
pantaskah aku membayarmu dengan tanda kelulusan semata...

oh ayah........
aku ingin  melanjutkan harapanmu....
juga cita-citaku tentunya...
ayah ku juga tau kau tak punya cukup uang untukku
selain banyak beban yang mesti kau  bayar untuk kebutuhan kita...

ayah.....
sungguh ku tak rela jika pengorbananmu kini hanya sampai di seragam putih abu-abuku
keringat lelah mu ingin kugantikan dengan senyum kebanggaan...
dan ku akan buktikan betapa besar tekatku untuk membuat ini menjadi nyata.
Thanks to my hero....
Thanks to my life
Thanks for all ever n forever.
     
 
 

BUNGA LAIN

Ku kembali ditempat biasa kita bercanda…
kupandangi kuresapi sejuknya belai diujung rambutku…
Ku pandangi lagi dan terhenti didepan pagar rumahmu…
Kutemui langkah-langkah kaki kebahagiaan yang berlari hiasi indahnya taman halaman rumahmu..
Kini ku kembali melihat rumahmu yang kini suram, pagar yang rapuh ….
Kini ku pandangi suramnya tamanmu dengan rumput liar yang meninggi menutup jendela kamarmu…
Semenjak aku memutuskan pergi karena rasa sakit…
aku menyadari tak sepantasnya aku mengenang lebih jauh dan dalam
kini hatiku melebihi suramnya rumahmu, semaknya rumput yang menutupi halamanmu…
kini hatiku lebih sepi…tak terisi.
Kosong tanpa percikan gumalan senyum seorang kekasih…
kau hanyalah kenangan yang hadir saat aku rindukan….
Mulut yang selalu berkata ikhlas namun tak dapat merelakan…
Hati yang berkata tak mengapa tetapi tetap saja memikirkan…
Bualan demi bualan yang terjadi membodohi perasaan ini
Hati yang sengaja memekakan diri dan merasa tak peduli bahwa tahu kau tak lagi sendiri.
Ini adalah kenangan yang membunuh cinta
kenangan yang melewati tajamnya sebuah pengorbanan untuk bunga lain…
kini rumahmu bukan rapuhnya pagar, bukan tingginya rumput liar
rumah mu hanya berisi bunga lain yang ku temui saat ku putuskan untuk pergi
bunga yang kini memelukmu saat terlintas didepanku
bunga yang tersenyum bahagia atas miliki dirimu.
maaf kan aku…..sepatutnya aku lah bunga lain yang hadir dalam hidupmu. hidup dalam cinta yang sama dan mendapat posisi yang berbeda dan tertukar.
Mungkin saat ini aku bunga lain itu, penyebab ubahnya hati dan cintamu

TERLEPAS

Apa yang ku genggam erat semakin erat semakin cepat ia terlepas
Apa yang ku simpan dalam hingga yang terdalam juga pergi memaksa keluar dari rongga jiwa
Semua terlepas saat ku mulai jatuhkan hati….
tak pantas jika kujatuhkan hati ini padamu jika akhirnya kau sambut tuk terlepas…
Cinta mu terlepas kandas tak berampas saat kau rampas hati ini dari dunia lukanya….
kau datang menghempas lara yang amat selaras dengan tipuan cintamu….
bak pujangga maha sempurna nyaris mengoyak jiwa dengan sempurna….
datang mempersembahkan indah nan menawarkan luka
hingga hatiku terhempas lalu terlepas…..
tentu tiada kuasa ku menahan ragamu…
sebab melepasmu ialah cara pembalas yang indah dari kata terlepas…